Beberapa hari yang lalu Gorontalo didatangi manusia yang rindu keluarganya. Dengan harapan bisa bertemu keluarga, bercanda bersama, tidur bersama, makan bersama dll. Tapi, harapan itu jauh di depan mata. Ia adalah, salah satu Jamaah Tabligh (JT) yang positif Covid-19 setelah mengikuti pertemuan antara Jamaah di Gowa.

Tidak sedikit masyarakat Gorontalo marah, sedih, pokoknya bercampur aduk hingga muncul stigma-stigma Buruk terhadap JT. Sebab, telah melihat video-video JT yang beredar, ditambah lagi dengan stigma buruk yang secara sengaja telah mengajak masyarakat untuk membenci JT. Benci sana, benci sini, hingga menjadi perang antara sesama muslim terkhususnya. Kurangnya kesadaran kemanusiaan yang dimiliki oleh masyarakat Gorontalo seperti sekarang. Kita cukup untuk membenci virusnya bukan untuk menebarkan virus benci.

Saudara kita sedang sakit kok dimarah. Mengapa kamu tidak marah saja kepada masyarakat disekitarmu yang sedang pergi ke toko, pasar, jalan-jalan ke pantai, berjualan, mengantar Jualan, pergi ke mesjid, berkebun, nongkorong dan lain-lain? Padahal, betapa banyaknya masyarakat yang beraktifitas seperti itu.
Stigma buruk kepada masyarakat yang positif covid-19 bukanlah solusi.

Adapun beberapa cara untuk mencegah stigma buruk tersebut,
1. Menggunakan Nama yang Benar
Dalam penyebutan diusahakan memakai nama yang benar, yakni COVID-19 (Corona Virus Disease 19) yang disebabkan virus SARS-CoV-2.

2. Jangan Menyebut Pasien dengan Korban
Menyebut orang yang terkena COVID-19 dengan pasien. Hindari menggunakan istilah 'korban corona' atau penderita. Jadi, bisa memakai bahasa yang halus seperti orang yang mungkin/diduga terkena COVID-19.

3. Tidak Menghakimi
Tidak menghakimi seseorang sebagai 'penyebab' atau 'penyebar'. Hindari penggunaan istilah tersebut karena menyiratkan penularan secara sengaja.

4. Berikan Semangat kepada Pasien
Jika mengetahui ada orang yang terkena COVID-19, sebisa mungkin memberikan semangat dan dukungan kepada pasien serta keluarganya.

5. Berikan Penghargaan Petugas Kesehatan
Saat ini, tenaga medis menjadi garda terdepan memberantas virus corona penyebab COVID-19. Maka dari itu, apresiasi setinggi-tingginya perlu diberikan kepada tenaga kesehatan

Bukan waktunya untuk kita berdebat, jikalau tidak bisa memandang ia adalah saudara seimanmu maka, pandanglah ia sebagai saudara sebangsamu, jikalau masih belum bisa maka, pandanglah ia adalah manusia yang diciptakan oleh Tuhan.

Wallahul Muwafiqq Ilaa Aqwamit Thoriq, Wassalamu ‘Allaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Penulis: Rodney Neu (Kader PMII Rayon FOK)
Editor: Galang Parenrengi