1. Teori Semiotika Charles Sanders Pierce.
      Dalam buku C.S. Pierce and The Linguistic Sign, David A Pharies (Pharies, 1985) Pierce
cenderung berkonsentrasi pada bagian paling mendasar, membagi tanda menurut urutan yakni 1)
tanda tersendiri 2) hubungan antara tanda dan objek dinamik (ikon, indeks, simbol) dan 3)
hubungan antara tanda dengan interpretant. Pierce melihat tanda, acuannya dan penggunaannya
sebagai tiga titik dalam segitiga. Masing-masing terkait erat pada kedua lainnya dan dapat
dipahami hanya dalam artian pihak lain. Pierce mengemukakan model tentang cara sebuah tanda
di tandai ia mengidentifikasi relasi segitiga antara tanda, pengguna dan realitas eksternal sebagai
suatu keharusan model untuk mengkaji makna. Pierce mengemukakan konsep segitiga makna.
Unsur-unsur makna tersebut terdiri atas tanda, objek, dan interpretasi.

 
Charles Sanders Pierce

  Pierce menjelaskan modelnya yakni : Tanda adalah sesuatu yang dikaitkan pada
seseorang untuk sesuatu didalam beberapa hal atau kapasitas. Tanda menunjuk pada seseorang
yakni, menciptakan dibenak orang tersebut sesuatu tanda yang setara, atau barangkali suatu tanda
yang lebih berkembang. Tanda yang diciptakannya dinamakan Interpretant dari tanda pertama.
Tanda itu menunjukkan sesuatu yakni objeknya.

   Ketiga istilah Pierce dapat dimodelkan yakni panah kedua arah menekankan bahwa
masing-masing dapat dipahami hanya dalam relasinya dengan yang lain. sebuah tanda mengacu
pada sesuatu yang diluar dirinya – objek, dan ini di pahami seseorang dan ini memiliki efek di
benak pengunanya – interpretant. Interpretant bukanlah pengguna tanda, namun pierce
menyebutnya sebagai efek pertandaan yang tepat yaitu konsep mental yang dihasilkan baik oleh
tanda maupun pengalaman pengguna terhadap objek. Interpretant kata (tanda dalam setiap
konteks akan menghasilkan pengalaman pengguna atas kata itu dan dia tak akan menerapkannya
pada sebuah kolase teknik). Dan pengalamannnya dengan intuisi „sekolah‟ sebagai objeknya,
jadi makna itu tidak tetap, dirumuskan dikamus, namun bisa seragam dalam batas-batas sesuai
dengan pengalaman penggunanya. Batasan itu ditetapkan oleh konvensi sosial; variasi
didalamnya memungkinkan adanya perbedaan sosial dan psikologis diantara penggunanya. Satu
perbedaan tambahan antara model semiotika dan proses yang relevan. 

  Model semiotika tidak membuat perbedaan antara decoder dan encoder. Interpretant adalah konsep mental penggunatanda, baik sebagai pembicara maupun pendengar, penulis atau pembaca, pelukis atau penikmatlukisan. Decoding merupakan tindakan aktif dan kreatif, begitu juga halnya dengan encoding. Pierce mengemukakan tiga konsep makna yang di sebut triangle yait tanda, objek dan interpretasi yang menerangkan lambang sebagai objeknya dan tanda sebagai konsep
interpretasinya. Pierce membagi tanda menjadi tiga yakni ikon, indeks, dan simbol. Pierce
merasa bahwa merupakan model yang sangat bermanfaat dan fundamental mengenai sifat tanda.
Pierce secara ekspilisit membahas hubungan antara triadic struktur tanda, dan klasifikasi tandatanda menjadi ikon, indeks dan simbol, (pierce kemudian menggunakan simbol sebagai contoh
paradigma tanda; yang telah ia bahas triadik struktur tanda), klasifikasi tanda ini memberikan
bukti kuat terhadap gagasan bahwa ada satu rumus umum penyebab semiotik. Sebenarnya, ada
indikasi bahwa ikon, indeks, simbol tipologinya merupakan ekspresi dari tiga bentuk sebab
akibat semiotik yang berbeda.
 
     Ikon merupakan kemiripan dengan objeknya. Ikon bisa berupa tanda-tanda visual; foto
adalah ikon; peta adalah ikon; tanda visual umum adalah ikon. Ikon bisa berupa tanda-tanda
verbal; onomatopoeia merupakan upaya membuat bahasa ikonik. Model tanda, objek, &
interpretant dari pierce merupakan sebuah ikon dalam upayanya mereproduksi dalam bentuk
konkret struktur relasi yang abstrak diantara unsur-unsurnya. Sebuah indeks merupakan tanda
yang hubungan eksistensialnya langsung dengan objeknya berdasarkan konvensi, kesepakatan,
atau aturan. Kata-kata umumnya, adalah simbol.
 
   Konvensi atau kebiasaan dalam istilah pierce, memainkan sejumlah peran penting dalam
komunikasi dan petandaan. Pada levelnya yang paling formal dapat melukiskan aturan yang
mengatur bekerjanya tanda-tanda arbitrer. Ada konvensi formal yang mengatur. Konvensi
mutlak diperlukan untuk memahami setiap tanda, sekalipun tanda itu ikonik atau indensikal.
Konvensi merupakan dimensi sosial dari tanda, ini merupakan kesepakatan diantara para
penggunanya tentang cara penggunaannya yang tepat dan cara merespon sebuah tanda. Tandatanda yang tidak memiliki dimensi konvensional sepenuhnya pribadi. Sehingga tidak di

komunikasikan. Dengan begitu akan lebih membantu untuk memperhatikan perbedaan antara
tanda-tanda ikonik dan arbitrer atau antara simbol dan indeks/ikon sebagai sebuah skala, bukan
sebagai sebuah kategori yang terpisah. Pada satu sisi skala itu sepenuhnya memiliki tanda
arbitrer, yakni simbol.
 
   Pierce membuat tiga kategori tanda yang masing-masing menunjukkan hubungan yang
berbeda di antara tanda dan objeknya atau apa yang diacunya. Dalam sebuah ikon dalam
beberapa hal tanda menyerupai objeknya; tanda itu kelihatan atau kedengarannya menyerupai
objeknya. Dalam indeks ada hubungan langsung antara tanda dan objeknya : keduanya benarbenar terkait. Dalam simbol tidak ada hubungan atau kemiripan antara tanda dan objeknya;
sebuah simbol dikomunikasikan hanya karna manusia sepakat bahwa simbol itu menunjukkan
sesuatu. Sebuah foto merupakan ikon, asap merupakan indeks api, dan suatu kata merupakan
sebuah simbol. Pierce dan saussure sepakat bahwa tugas pertama yang harus dilakukan adalah
membuat kategorisasi berbagai tanda dalam artian cara tanda di kaitkan dengan objeknya.
 
     Kesimpulan, Menurut Pierce semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda dan
makna. Dalam ilmu komunikasi tanda merupakan sebuah interaksi makna yang disampaikan
kepada orang lain melalui tanda-tanda. Dalam berkomunikasi tidak hanya dengan bahasa lisan
saja namun juga tanda tersebut dapat berkomunikasi. Ada atau tidaknya peristiwa, struktur yang
ditemunkan dalam sesuatu, suatu kebiasaan semua itu disebut tanda. Sebuah bendera, sebuah
isyarat tangan, sebuah kata, suatu keheningan, gerak syaraf, peristiwa memerahnya wajah,
rambut uban, lirikan mata, dan banyak lainnya, semua itu dianggap suatu tanda oleh Pierce dan
Saussure.
 

 

2. Analisis Semiotika dengan Teori Pierce
Analisis Kategorisasi 3 dikotomi Pierce Simbol, Ikon, &
Indeks ;
  • - Gambar tangan & apel adalah ikon
  • - Font atau tulisan twilight, the new york times bestseller by stephenie meyer adalah simbol.
  • - Warna hitam di background adalah simbol.
  • ·Secara umum warna hitam pada backgound melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat, kekuatan, kejahatan, Formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, ketidakbahagiaan, perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu yang melanggar, harga diri, anti kemapanan. Sangat tepat untuk menambahkan kesan misteri. Latar belakang warna hitam dapat menampilkan perspektif dan kedalaman. Sangat bagus untuk menampilkan karya seni atau fotografi karena membantu penekanan pada warna-warna lain.
  • ·Buah apel, adalah sebuah simbol ekstasi, kesuburan dan kelimpahan akan cinta, apel adalah seperti kesaksian pepatah “hal-hal besar datang dari hal-hal kecil”. Pada pernikahan dengan Zeus, Gaia mempersembahkan apel ke Hera yang menandakan cinta yang abadi dan utuh. Dionysus, dewa anggur yunani menawarkan apel untuk merayu Aphrodite dan pada akhirnya ia mendapatkan cintanya. Apel menandakan cinta dan kecantikan feminim. Di cina apel melambangkan perdamaian.

  • Tangan yang pucat melambangkan Kematian, kesakitan, tak bernyawa.
  • Tangan yang merangkum apel menandakan menjaga atau melindungi.
  • Makna huruf L pada tulisan twilight yang vertikal agak tinggi dari font lain di sekitarnya menimbulkan kesan stabilitas, kekuatan, atau kemegahan.
  • Font serif (times new roman) yang di pakai pada judul “twilight” menggambarkan/tersirat makna tanggung jawab, sifat impresif, penuh hormat, sikap berwibawa, dan tradisional. Font TNR yang di tulis dengan huruf kecil itu juga menggambarkan kesederhanaan dan apa adanya.
  • Makna tulisan “THE #1 NEW YORK TIMES BESTSELLER BY STEPHENIE MEYER”menggambarkan bahwa penulis ingin mempertegas karyanya atau ingin menuntut perhatian pembaca agar terkesan dengan novel ini.

  • Background menggunakan warna hitam dengan tujuan untuk menimbulkan warna putih pada gambar & font

  • Semua tanda yang ada pada gambar tidak dapat berdiri sendiri oleh karena itu semua tanda harus dikaitkan satu-persatu sehingga dapat menimbulkan makna dari analisis poster tersebut.

Jawaban & Kesimpulan Analisa; Jika di analisa menggunakan teori Pierce ini dengan
memperhatikan makna-makna/ tanda-tanda yang ada di atas maka dapat saya
interpretasikan atau dapat di representasikan konstruksi makna dalam pikiran bahwa
“Gambar tersebut mengkomunikasikan
Kesederhanaan, kedalaman, kesungguhan,
kesucian, misteri, keabadian, keabsolutan cinta.
 
- Repsentasi; 
  •  Sisi gelap & terang yang dapat disatukan dengan cinta. 
  •  Tidak ada gelap jika tidak ada terang.
- Ideologi : 
  •  Tentang kedamaian, seperti yin dan yang yang saling bertolak belakang antara “yin”= dingin dengan “yang”=panas harus seimbang dan menimbulkan keserasian dalam hidup. Apel juga mempunyai ideologi kedamaian di cina. Di yunani kuno apel bermakna cinta yang abadi.
  • Tentang teologi bahwa buah apel dapat dikaitkan dengan buah terlarang yang dimakan oleh nabi Adam A.S akibat godaan iblis sehingga mengeluarkannya dari surga. atau dapat dikaitakan dengan cinta yang terlarang.

Wallahul Muwafiqq Ilaa Aqwamit Thoriq, Wassalamu ‘Allaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Penulis: Muh. Ikhsan Malihat (Kabid Jurnalistik Komsat PMII UNG)