Kini dunia kedatangan tamu baru, tamu yang tak ingin dijumpai oleh semua manusia dimuka bumi, tamu yang tiba-tiba mengubah seluruh aktivitas manusia, dari segi sapa-menyapa (dilarang bepergian jika tidak penting), makan, hingga batuk dan bersin. Tamu tersebut adalah Virus Corona atau sering disebut Covid-19. 
Indonesia merupakan negara yang kesekian kalinya terpapar wabah Covid-19 setelah kota Wuhan, China pada Januari 2020. Dalam penanganan wabah ini sudah banyak edaran pemerintah untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat menularkan virus tersebut. Mulai dari cuci tangan sebelum makan, istrahat yang cukup, dan positif thingking (berfikir positif). Namun diareah Gorontalo kian berbeda, isu-isu yang beredar ataupun berita yang fakta tentang keberadaan Covid-19 langsung mendapat tanggapan serius dari masyrakat (panik), ditambah dengan rumah tangga yang memiliki anggota keluarga diluar daerah (kuliah). Kepanikan ditengah pandemi ini harusnya dialihkan menjadi hal positif, dengan melakukan beberapa hal, seperti rekam lagu favorit, membaca buku/novel, menanam rempah-rempah/bunga, dll. 






Menanam rempah-rempah saya pikir merupakan hal yang bagus untuk kesehatan dan bermanfaat selama pandemi covid-19 belum berakhir, karena aktifitas menanam rempah-rempah tidak terlalu sulit dan tidak memakan biaya. Rempah-rempah merupakan kebutuhan sehari-hari sehingganya kita harus menyediakan stok yang banyak selama pandemi berlangsung guna menjaga jarak dan berusaha memutus mata rantai Covid-19. Namun, menanam rempah-rempah merupakan salah satu solusi untuk menjaga jarak ketika kita kehabisan stok rempah-rempah. Jadi, mari kita sama-sama melawan Covid-19 dengan mengikuti intruksi pemerintah, jangan membangkan, ini demi kita, demi keluaga kita dan demi semua umat manusia. 

Mari sama-sama jadi pahlawan di dalam rumah untuk memutus mata rantai Covid-19. Salam Satu intruksi, tanpa gerakan, dan dirumah aja. Saya PMII, saya di rumah aja.

Wallahul Muwafiqq Ilaa Aqwamit Thoriq, Wassalamu ‘Allaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.


Penulis: Zulkifly Wonggole (Kader PMII Rayon Proletar)
Editor: Galang Parenrengi